Pembelajaran matematika saat ini memang hanya menganggap standart kelulusan dengan nilai yang memenuhi kriterisa dan lulus UN dengan nilai yang bagus tanpa memandang apakah siswa tersebut paham tentang apa yang mereka kerjakan, karena hanya diajari rumus-rumus dingkat atau mengerjakan soal dengan jalan pintas, tanpa tahu bagaimana hal itu dapat terjadi. Hal ini terjadi karena guru hanya menargetkan siswanya untuk lulus dengan nilai UN yang tinggi, juga anggapan apabila siswa lulus UN dengan nilai yang tinggi maka guru tersebut telah berhasil dalam proses pembelajaran matematika. Hal seprti ini haruslah cepat diubah karena hanya memperlakukan siswa itu sebagai obyek, guru seharusnya memberikan pengalaman dan keterampilan kepada siswanya.
Minggu, 24 Februari 2013
REFLEKSI>>>1. Elegi Pemberontakan Pendidikan Matematika 2: Intuisi dalam Matematika (2)
Pembelajaran matematika saat ini memang hanya menganggap standart kelulusan dengan nilai yang memenuhi kriterisa dan lulus UN dengan nilai yang bagus tanpa memandang apakah siswa tersebut paham tentang apa yang mereka kerjakan, karena hanya diajari rumus-rumus dingkat atau mengerjakan soal dengan jalan pintas, tanpa tahu bagaimana hal itu dapat terjadi. Hal ini terjadi karena guru hanya menargetkan siswanya untuk lulus dengan nilai UN yang tinggi, juga anggapan apabila siswa lulus UN dengan nilai yang tinggi maka guru tersebut telah berhasil dalam proses pembelajaran matematika. Hal seprti ini haruslah cepat diubah karena hanya memperlakukan siswa itu sebagai obyek, guru seharusnya memberikan pengalaman dan keterampilan kepada siswanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar