“Strategi 3M untuk menumbuhkan minat membaca siswa
SD”
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah
Dasar sebagai bagian dari pendidikan dasar 9 tahun merupakan lembaga pendidikan
pertama yang menekankan siswa belajar membaca, menulis dan berhitung. Kecapakan
ini merupakan landasan, wahana,dan syarat mutlak bagi siswa untuk belajar
menggali dan menimba ilmu pengetahuan lebih lanjut. Tanpa penguasaan tersebut
bagi siswa akan mengalami kesulitan menguasai ilmu pengetahuan (Depdikbud,
1991/1992:11). Membaca merupakan keterampilan berbahasa yang berhubungan dengan
keterampilan berbahasa yang lain.
Pada usia 8
tahun, anak membaca penuh dengan semangat terutama tentang cerita-cerita
khayalan. Sehingga anak-anak menyukai buku tentang petualang, sejarah, cerita
binatang. Pada usia 10-12 tahun perhatian membaca pada puncaknya. Dengan
membaca inilah anak memperkaya pembendaharaan kata dan tata bahasa sebagai
bekal untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain. (Rita Eka Izzaty,
dkk, 2008:109)
Berdasarkan
pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pada usia sekolah dasar (7-12 tahun)
anak harus dioptimalkan untuk menyukai atau memiliki minat pada membaca karena
pada tahap usia tersebut perhatian membaca anak mencapai titik puncak.
Untuk
meningkatkan minat baca siswa, guru perlu secara terus-menerus memberikan
motivasi kepada mereka. Perlu dibangun sistem belajar yang kondusif,
optimalisasi fungsi perpustakaan beserta sarana internet, dan sejumlah kegiatan
yang merangsang siswa agar lebih berminat dalam membaca serta lebih berkompetisi
dalam belajar. Sekolah perlu memberikan penghargaan secara periodik bagi para
siswa yang dianggap telah berprestasi dalam hal tersebut.
Akan
tetapi, pada kenyataan di lapangan banyak ditemui anak-anak yang memiliki minat
baca yang rendah. Setelah dilakukan wawancara kepada anak-anak tersebut, mereka
cenderung memberikan pendapat bahwa karena membaca merupakan hal yang
membosankan. Sekolah hanya menyediakan perpustakaan yang penuh dengan bahan
bacaan namun kurang memberikan motivasi secara individu kepada siswa untuk
rajin membaca. Sehingga mayoritas anak hanya mau membaca buku-buku pelajaran
yang ia gunakan saja.
Melihat
hal tersebut, penulis memiliki gagasan untuk menumbuhkan minat membaca anak
dengan strategi 3M (Menyimak, Membaca, dan Mendogeng). Strategi ini merupakan inovasi
dari empat aspek kebahasaan (menyimak, membaca, menulis, dan berbicara).
Sehingga selain untuk menumbuhkan minat baca, sekaligus meningkatkan empat
aspek kebahasaan siswa. Strategi 3M juga disertai dengan penggunaan media
wayang dan rumah pintar serta optimalisasi penggunaan perpustakaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar